Ketika kembara api muda belia
Darah juang belumlah penuh hati
Gembor gembor besutan kotor kata
Suarakan meraka dalam durinya api
coba berkata suasana penuh derita
seperti biduk yang hilang sendiri
terselimut kabut imaji didada saya
lalu mengemas semua kata dengki
kini setelah darah terasa penuh
saya rentang semangat kian kobar
terbesut indah kata bijaksana disepuh
demi mereka yang dipagut gentar
meski hanya baitan baitan jiwa
saya harap semakin membikin kekar
dari sebuah jalanan berdebu kotornya
kusepuh kerikil lariknya emas pendar
mengetahui artian darah juang disini
hanya puisi meskipun telingamu jenuh
memintal sutra merah darah dihati
takkan rela meski darah terbuncah!
Val
08-may-2008/darah juang yang meradang
Gundulmesem@yahoo.com
Kekasih yang menangis
Desingan peluru menari mengekor jiwa
Dentuman mortir mengguntur pada diri
Darah merayap sekujur kulitnya raga
Jeritan menggaung suarakan nada mati
Berikan saja doa penuhnya cinta
Titipkan pula malaikat muka maut
Berilah sedikit senyum agar lega
Ciprat darah disurat kaulihat menyemut!
Darahku untuk Negara yang pertiwi
Duka hanya teruntuk yang tersiksa
Nyanyilah bersama jiwa jiwa dihati
Demi Negara juga demimu…cinta
Kasihku sampai disini kurasa raga
Jangan tangisi daku ketika mati
Hendak baca sebelum masuk pusara
Surat terakhir dibalik keranda hati
Kubur jasadku dibawah ceria tawa
Cerita merdeka bagi Negara terkini
katanya merdeka..merdeka..apakah nyata?
“Benarkah merdeka telah hadir disini?”
Lalu sang kekasih pahlawan berlinang… menangis
Val
08-may-2008/merdekalah kata mereka
Gundulmesem@yahoo.com