Dark WallpapersPicnik: photo editing awesomeness Innovative PPC platform.
   
  MERENTANG HATI
  desember-III
 

Suka jelata

Sukarlah mentari dikota sekarang
Ketika asap menebal berjumawa
Dari cerobong manusia bintang
Mukanya bintang hatinya dusta

Saya adalah rerumputan disana
Berembun saat sedih ditebarkan
Moncong pendusta semakin gila
Liurnya membuncah kala makan

Ciprat sekitar dengan anyir
Kupandang liur itu sekalian
Kupaksakan tuk tenang benar
Sebab liurnya darah kemunafikan

Kini mentari merebah cakrawala
Senja telah menggulung nurani
Dibawahnya ribuan binatang gila
Segila apakah saat terdustai
Salam
Val’s

 

 

Tidurkah kamu

sekian lama kamu tidur
disini aku berhambur kata
menyukaimu saat senja hadir
kutahu inilah awal cinta

namun begitupun aku sadar
semua telah berlalu bagiku
dirimu telah melepas sadar
akupun hanya sanggup bisu

doaku adalah ungkapan rasaku
tsekian banyak kata kutebar
kutabur bersama bunga asaku
kasih cinta ini menggempur

salam
val’s

 

Babi

Bunuh saja babi diseberang kota
Jangan kubur biar saja debu gerogoti
Sebab jiwanya tiadalah murni suci makna
Buang sedalam udara berlarian rajai dunia

Buang !!
Buang saja hatinya
Beri pada anjing gila penjaga

sahabat..lihat mereka malah tertawa

Salam
Mawar hitam

 

 

Kugali sendiri

Sebelum aku mati
Kugali tanah dengan kuku
Kutebar bunga disekitar hati
Lalu kutancap nisan disebelah

Biar saja dianggap gila
Sebab aku sudah mati
Disebuah pelik ribu soal
Disudut kaki kaki raksasa

Lihat saja mukaku lebam

Val’s
Mawar hitam

 

Tawa pinggiran

Tawa mulut pinggiran kali code
Melengking layukan tawa riang hati
Nadanya tersaput riak semesta kere
Dompet kosong sekosong hati disini

Duduklah mari kita merenung bersama
Dimana kerajinan tangan kenegaraan
Anak kecil berlarian beralas Tanya
Mengais sisa sampah dari kemanusiaan

Jembatan kertas yang melintang merintang
Dedaunan berlayar diganas kata kecewa
Orang muda yang bercinta dengan bayang
Haturkan suci meski onggokan hasilnya

Tembok keras sekeras dunia mereka
Anjing rabies tularkan gila bagi hati
Para tua bersimpuh dalam harapnya
Menanti kematian dalam sisa berlari

Tawa yang hilang disaput derak kereta
Senyum setipis baju rombeng teriris
Marilah berdiri lagi hapus airmata
Dunia bengis tak perlu menangis

Salam
Val’s

 

 
 
KEMBALI KE ATAS


 
 
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free