Sukarlah mentari dikota sekarang
Ketika asap menebal berjumawa
Dari cerobong manusia bintang
Mukanya bintang hatinya dusta
Saya adalah rerumputan disana
Berembun saat sedih ditebarkan
Moncong pendusta semakin gila
Liurnya membuncah kala makan
Ciprat sekitar dengan anyir
Kupandang liur itu sekalian
Kupaksakan tuk tenang benar
Sebab liurnya darah kemunafikan
Kini mentari merebah cakrawala
Senja telah menggulung nurani
Dibawahnya ribuan binatang gila
Segila apakah saat terdustai
Salam
Val’s
Tidurkah kamu
sekian lama kamu tidur
disini aku berhambur kata
menyukaimu saat senja hadir
kutahu inilah awal cinta
namun begitupun aku sadar
semua telah berlalu bagiku
dirimu telah melepas sadar
akupun hanya sanggup bisu
doaku adalah ungkapan rasaku
tsekian banyak kata kutebar
kutabur bersama bunga asaku
kasih cinta ini menggempur
salam
val’s
Babi
Bunuh saja babi diseberang kota
Jangan kubur biar saja debu gerogoti
Sebab jiwanya tiadalah murni suci makna
Buang sedalam udara berlarian rajai dunia
Buang !!
Buang saja hatinya
Beri pada anjing gila penjaga
sahabat..lihat mereka malah tertawa
Salam
Mawar hitam
Kugali sendiri
Sebelum aku mati
Kugali tanah dengan kuku
Kutebar bunga disekitar hati
Lalu kutancap nisan disebelah
Biar saja dianggap gila
Sebab aku sudah mati
Disebuah pelik ribu soal
Disudut kaki kaki raksasa
Lihat saja mukaku lebam
Val’s
Mawar hitam
Tawa pinggiran
Tawa mulut pinggiran kali code
Melengking layukan tawa riang hati
Nadanya tersaput riak semesta kere
Dompet kosong sekosong hati disini
Duduklah mari kita merenung bersama
Dimana kerajinan tangan kenegaraan
Anak kecil berlarian beralas Tanya
Mengais sisa sampah dari kemanusiaan
Jembatan kertas yang melintang merintang
Dedaunan berlayar diganas kata kecewa
Orang muda yang bercinta dengan bayang
Haturkan suci meski onggokan hasilnya
Tembok keras sekeras dunia mereka
Anjing rabies tularkan gila bagi hati
Para tua bersimpuh dalam harapnya
Menanti kematian dalam sisa berlari
Tawa yang hilang disaput derak kereta
Senyum setipis baju rombeng teriris
Marilah berdiri lagi hapus airmata
Dunia bengis tak perlu menangis